TOPNEWS.CO.ID – Ketua Lembaga Ta’lif wan Nasyr Nahdlatul Ulama (LTNNU) Sulawesi Selatan (Sulsel) Syamsurijal menyayangkan adanya razia buku di salah satu Mal di Kota Makassar.
Menurutnya buku adalah pintunya ilmu, yang seharusnya dihargai.
Salah satu bentuk penghargaan itu dengan membaca, seperti perintah pertama dalam Alquran adalah membaca.
“Karena itu LTNNU Sulsel menyayangkan sikap sekelompok orang yang masih senang merazia buku, melarang peredarannya atau meminta toko toko buku untuk mengembalikan buku tersebut pada penerbitnya,” tuturnya, Senin (5/8/2019).
Menurut Syamsurijal jika tidak setuju pada gagasan dalam buku tersebut, misalnya karena dianggap berisi ajaran marxisme, maka seyogyanya di lawan dengan buku pula.
“Tulisan harus di lawan dengan tulisan, bukan dengan merazia. Melakukan tindakan razia, hanya menunjukkan kita tidak punya gagasan tandingan dan rendah diri,” jelasnya.
Syamsurijal menambahkan, dalam peradaban yang maju seperti sekarang ini, menghadang pengaruh satu ideologi yang tidak disepakati, tidak bisa dengan cara membrangus buku-buku atau tulisan.
“Sebab orang sudah sangat mudah mengakses berbagai tulisan dari internet. Jalan satu satunya, kita harus membekali diri kita dan umat dengan pengetahuan. Untuk itu kita perlu buku, perlu membaca dan perlu menulis,” kuncinya.
Sebelumnya, razia buku lelompok yang mengatasnamakan Brigade Muslim Indonesia (BMI) melakukan razia buku di salah satu Mal, Jl Metro Tanjung Bunga, Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu (3/8/2019).