Dirujuk ke RS karena Amandel, Warga Luwu Protes Disebut Reaktif Corona

PALOPO – Kabar terkait adanya warga Batusitanduk, Kecamatan Walenrang, Kabupaten Luwu, yang diisukan positif Corona (covid-19), membuat masyarakat Walmas, resah. Adanya hal tersebut, membuat Ibu Rumah Tangga (IRT) inisial MR (33) warga yang diduga corona protes.

Tidak hanya MR, tapi AS (33) yang juga suami dari MR, protes.
Itu bermula saat MR selama ini menderita sakit mandel. Dari situ, AS membawa istrinya ke dr Salmia. Petunjuk yang diperoleh, jika MR harus dirujuk ke Rumah Sakit (RS) untuk dioperasi.

Bacaan Lainnya

Saat itu pihak Puskesmas Walenrang memberikan surat rujukan ke RS At-Medika Kota Palopo. MR sempat menginap satu malam di RS At-Medika. Rencananya, hari ini, Rabu, 9 Seprember 2020, MR menjalani operasi mandel. Sebelum operasi, pihak RS merapit tes dengan mengambil darah MR. Hasilnya reaktif.

Selanjutnya, pihak RS kembali meminta MR agar diswab, hanya saja MR beserta suaminya AS menolak. Takut dibilangi corona, MR dan AS serta keluarga besarnya meminta keluar paksa dari RS.

Dari situ, pihak RS meminta MR dan AS membuat surat keluar paksa dari RS.
Ketika sudah tiba di rumah, ada kabar yang berhembus jika MR positif corona. Satu kampung pun dibuat panik, hingga pemerintah setempat meminta kepada MR, AS serta keluarga yang satu rumah supaya karangtina diri di rumah.

“Berita soal istri saya diduga positif corona sudah tersebar, makanya saya keberatan karena tidak ada yang bisa membuktikan semua itu. Apalagi, istri saya tidak menjalani Swab, hanya darahnya yang diambil dan hasilnya reaktif. Ini sudah mencoreng nama baik saya serta semua keluarga besar saya. Makanya saya minta pertanggungjawaban dari pihak-pihak terkait,” kata AS, didampingi AS, mertua dan kakak iparnya di kediaman mertuanya di Balandai, Kota Palopo, Kamis, 10 September 2020.

Sementara itu, Kepala Puskesmas Walenrang, Husniwati ,Amd. Keb,SKM, mengatakan, jika AS tidak positif corona. Hanya saja, ada kabar yang diterima puskesmas jika AS menolak untuk diswab dan memilih keluar paksa dari RS secara paksa.

“Sekali lagi, AS tidak positif, kita tidak bisa memvonis seseorang jika tidak ada fakta yang kami pegang. Jadi sekali lagi AS tidak positif corona, hanya saja kami dapat kabar dari pihak RS jika AS keluar paksa dari RS. Jadi bukan lari, tapi keluar paksa,” tegasnya.

Terkait dengan itu, Kepala Desa (Kades) Batusitanduk Serly Dokko, yang dikonfirmasi perihal ada warganya yang diisukan terjangkit corona, wanita yang dikenal disiplin itu, belum menjawab WA yang dikirim wartawan media ini. (*)

Pos terkait