Enam Camat Luwu Timur Ikuti Diklat Nasional, Perkuat Peran Strategis di Tingkat Kecamatan

Diklat Kepamongprajaan X-XIV yang diikuti enam camat asal Kabupaten Luwu Timur, Sulsel, di BW Kemayoran Hotel dan Convention Jakarta, Rabu (06/08/2025).

JAKARTA | TOP-NEWS.CO.ID – Enam camat dari Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan, ambil bagian dalam Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Kepamongprajaan Angkatan X hingga XIV yang digelar oleh BPSDM Kementerian Dalam Negeri, 4–8 Agustus 2025, di BW Kemayoran Hotel & Convention, Jakarta.

Pelatihan intensif selama lima hari ini menyasar peningkatan kapasitas kepemimpinan dan manajerial camat sebagai garda terdepan pemerintahan di tingkat kecamatan.

Bacaan Lainnya

Kegiatan tersebut dibuka langsung oleh Kepala Pusat Pengembangan Kompetensi Kepemimpinan BPSDM Kemendagri, Dr. Drs. H. Budi Santosa, dan dihadiri para widyaiswara serta fasilitator nasional.

“Diklat ini bukan sekadar rutinitas, tetapi bagian dari strategi memperkuat aparatur pemerintah agar siap menghadapi dinamika lapangan,” tegas Budi Santosa dalam sambutannya.

Ia menekankan pentingnya nilai-nilai kepamongan yang harus dimiliki camat, mulai dari menjaga ketentraman dan ketertiban, membina politik dalam negeri, hingga menjadi penggerak sinergi antara pemerintah dan masyarakat.

Memasuki hari keempat pelatihan, peserta sudah menerima sejumlah materi kunci, seperti: Ketatalaksanaan dan Administrasi Pemerintahan dalam Penerapan Standar Pelayanan serta Kybernology atau Teknologi Informasi dalam Pemerintahan Kecamatan.

Keenam camat dari Luwu Timur yang mengikuti pelatihan tersebut, yakni, Arief Fadillah Amier, S.Kom., M.Si (Camat Nuha), Umar, S.T (Camat Burau), Muhammad Jumardin, S.E (Camat Tomoni), Hasimning, S.T., M.M (Camat Malili), Amri Mustari, S.Si (Camat Towuti) serta Darmawati, S.E (Camat Mangkutana).

Kehadiran mereka di ajang pelatihan nasional ini menjadi bagian dari komitmen Pemerintah Kabupaten Luwu Timur, Sulsel, dalam meningkatkan kapasitas kepemimpinan di tingkat kecamatan.

Budi Santosa berharap, pasca pelatihan, para camat tidak hanya lebih siap dalam mengelola pemerintahan lokal, tetapi juga mampu menjadi motor perubahan yang kolaboratif dan adaptif terhadap perkembangan zaman.

“Karakter kepamongan yang kuat, kemampuan teknis, manajerial, serta sensitivitas sosiokultural harus berjalan beriringan. Itulah wajah ideal seorang camat masa kini,” pungkasnya. (kf)

Pos terkait