MASAMBA|TOP-NEWS.co.id- Kasus pasien positif di Kabupaten Luwu Utara, mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Hingga Sabut (2/4/2020) tercatat sudah ada sebanyak 20 kasus positif covid di wilayah tersebut.
Penambahan kasus positif merupakan hasil contact tracing dari kasus pertama. Semua kasus positif berasal dari klaster Temboro Magetan, Jawa Timur. Hal ini diungkap Juru Bicara Pemerintah Kabupaten Luwu Utara untuk Penanganan Covid-19, Komang Krisna, Sabtu (2/5/2020), di Masamba.
“Total yang positif covid-19 sampai hari ini adalah sebanyak 20 orang. Kasus positif pertama sementara dikarantina di Makassar. Kemudian kita lakukan kontak tracing dari kasus pertama. Kontak tracing ini kemudian kita lakukan pemeriksaan PCR tahap I terhadap 15 santri, dan hasilnya ada 2 santri yang positif covid-19. Posisinya di Bonebone,” tutur Komang.
Ia menyebutkan, pada pemeriksaan PCR tahap II, ada 41 santri yang diambil sampel swab hidung dan tenggorokannya, dan hasilnya telah dikeluarkan BBLK Makassar, yakni ada 17 kasus yang terkonfirmasi positif covid-19. “Kami mendapatkan informasi ini langsung dari Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan melalui sambungan telepon seluler,” bebernya.
17 santri bersama 2 santri asal Bonebone langsung dibawa ke Makasssar untuk dilakukan karantina di Swissbell Hotel Makassar. “Jadi, 19 santri yang positif sudah tidak ada lagi di Luwu Utara. Keluarganya juga akan kita lakukan kontak tracing besok untuk memastikan apakah di Luwu Utara ini sudah masuk wilayah transmisi lokal atau tidak,” terangnya.
Tentang kasus positif covid-19 yang kini sudah ada 20 kasus, Komang secara runut menjelaskan bahwa pada awalnya ada 73 santri dari Temboro yang dilaporkan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan kepada Pemerintah Kabupaten Luwu Utara. Ke-73 santri ini, sebut dia, langsung melakukan pemeriksaan rapid test di Bandara Sultan Hasanuddin, Makassar.
“Hasil rapid test yang didapatkan waktu itu adalah satu kasus yang reaktif, sementara kasus lainnya non reaktif, sehingga pihak Bandara Sultan Hasanuddin dan Dinas Kesehatan Provinsi, merekomendasi santri non reaktif ini pulang ke rumahnya masing-masing di Luwu Utara, sementara satu kasus reaktif diminta untuk karantina di Makassar,” beber Komang Krisna.
Dengan dipulangkannya puluhan santri yang hasil rapid test-nya non reaktif, membuat pihaknya, dalam hal ini Tim Gerak Cepat (TGC) Dinas Kesehatan Kabupaten Luwu Utara berinisiatif melakukan kontak tracing dan mengambil sampel swab hidung dan tenggorakan puluhan santri ini untuk dilakukan pemeriksaan PCR di BBLK Makassar.
“Seandainya Pemda tinggal diam, kita biarkan, kita tidak respon, dan kita tidak periksa, pasti akan sangat berbahaya bagi masyarakat Luwu Utara sendiri, dan kita tidak mau melakukan itu,” imbuhnya. Ia pun menyebutkan, sampai saat ini pihaknya masih berupaya mencari kasus-kasus tersebut untuk dilakukan pemeriksaan swab hidung dan tenggorokan.
Masih kata dia, setelah pemeriksaan tahap I dan II, pihaknya masih akan melakukan pemeriksaan tahap III dengan jumlah sampel 48 orang, termasuk 20 sampel dari kasus positif pertama di Palopo yang ada di RSUD Sawerigading. “Untuk kasus positif di Palopo, kita sudah lakukan kontak tracing dan hasilnya ada 20 orang yang kontak erat,” ungkapnya.
Sebagai informasi, sebaran kecamatan untuk 17 santri yang positif covid-19 ini adalah Masamba tujuh orang, Baebunta lima orang, Baebunta Selatan satu orang, dan Sukamaju empat orang. Terkait tempat tinggal (baca: rumah) 17 santri ini, Tim Gugus Tugas Kabupaten Luwu Utara langsung melakukan intervensi khusus, dengan penyemprotan disinfektan. (LP/LH/Key)